Sunday, February 8, 2009

Kala,

Manusia dianugerahi hati dan otak, 2 organ vital pembuat keputusan terbaik ini harus berjalan selaras untuk dapat bekerja semestinya. Motor pemacu tindakan, pengatur segala panca indra, pembeda benar dan salah, yang selalu digerakkan oleh otak adalah Pikiran. Tapi apalah arti sekuntum bunga tanpa kelopak memperindahnya, 'lah apa arti sebuah pemikiran tanpa pengetahuan kebenaran. Hatilah yang akan selalu mengartikan manusia, ketika pemikir hanya mengandalkan otak, ada hal penting hilang dari barisan. Semua manusia berotak, tapi insan tanpa perasaan lebih rendah dari penjilat.

Prasangka, adalah sifat hati yang tak boleh dielakkan. Walaupun hati adalah pembela yang benar, dan pemaaf kesalahan, prasangka dapat menjerumuskan pemikir dalam fitnah yang nyata. Prasangka baik akan selalu membela, walau otakpun tak sudi menerimanya. tapi prasangka buruk akan selalu menghina, walau akal jernih kerap menolaknya. Apa daya satu malaikat, kala ia mendengar manusia jatuh dalam hinaan, karena prasangka buruk dan mulut tajam iblis yang selalu menghasut saudaranya. Mungkin satu pinta cahaya suci itu, 'smoga manusia dapat hidup rukun, tanpa diawali firasat buruk. TAK akan terjadi! karena Tuhan memberikan pilihan pada insan untuk memilih jalan yang ingin ditempuh. Manusia yang tlah jatuh itu, dapatkah dia berdiri? bahkan senyuman tak dapat berbohong, kata benci terlanjur menyakiti hati. Tertawaan setan memutuskan silahturahmi, padahal kata saudara selalu dijunjung kedua sisi.

Teman, kata suci si penyendiri. "Tak dikira menjadi pahit, tampaknya tak akan pernah senyuman mendapatkan hak menjelaskan mengapa murung datang kala bersama. Mungkin senyuman tak tahu kesalahan apa yang pernah dibuat sampai diam menemani, mungkin diam tertawa kala senyuman tiada, karena senyuman tak berarti, kala tertawa dapat diraih, bukan?"

No comments: