Sebenarnya kalo dipikir-pikir Ramadhan di Aachen ga jauh berbeda dengan Ramadhan di kota-kota lain di Jerman ini. Soalnya suasana Ramadhan-nya ga semeriah di tanah air, atau di negara2 yang berpenduduk mayoritas Muslim, ditambah lagi tahun ini puasanya lebih panjang dibanding tahun2 yg lalu. Tapi walaubagaimanapun juga Mesjid Bilal yang termasuk salah satu Mesjid tertua di Jerman ini membuat Ramadhan di Aachen tampak semakin bergairah. Walaupun tidak bisa menyamai kemeriahan Ramadhan di kampung halaman, Mesjid yang selesai dibangun tahun 1972 ini memberi warna berbeda pada setiap Ramadhan.
Mengherankan, bagaimana Mesjid Bilal ini bisa selalu penuh ditengah kesibukan seharian orang2. Sepertinya Azan Isya yang baru dikumandangkan sekitar jam sepuluh malam tidak membuat semangat warga Muslim Aachen dropped utk datang ke Mesjid yang berkapasitas maximal 600 orang ini. Mungkin merdunya suara Imam dan bacaannya yang bagus adalah salah satu alasannya. Pas lagi Khusyu, satu Juz Al-Quran yang dibaca Imam dalam setiap solat Tarawih serasa wie im Flug. Alhasil 8 Rakaat Tarawih, yang di-break sebentar setelah 4 rakaat pertama untuk ceramah singkat ini baru selesai sekitar jam setengah duabelas malam, setelah di tutup dengan 3 rakaat Witir.
Sangat disukuri oleh para Student, bahwa kedatangan Ramadhan tahun ini tepat di masa Vorlesungsfreiezeit. Dengan itu, Mesjid Bilal bukan hanya rame di waktu Solat Isya dan Solat Tarawih saja, tapi juga di Solat2 wajib yang lain kelihatan wajah2 Student tengah memanjatkan doa kepada sang Ilahi. Ceramah2 singkat dalam bahasa Arab selepas Zuhur dan Ashar selalu didengar penuh khusyu oleh para Jamaah. Bagi para non-Arab speaker, waktu ini dipakai untuk berzikir atau membaca beberapa ayat Al-Quran.
Alhamdulillah seperti tahun-tahun sebelumnya, Mesjid Bilal juga mengundang para Jamaah untuk setiap hari Jumat berbuka puasa bersama. Sebelum Maghrib, Mesjid yang mempunyai 3 lantai ini (Lantai 3 khusus untuk para Akhwat), dipenuhi dengan meja dan kursi kosong. 5-6 Orang di setiap Meja mulai terlihat ketika solat Maghrib pun selesai. Sebagai pembuka Sup Maroko dihidangkan, dan Nasi Kuning ditambah Ayam goreng ala Mesjid Bilal adalah menu utama di Iftar kemarin. Alhamdulillah.
Mesjid2 Aachen lainnya juga penuh dengan acara kegiatan Ramadhannya masing2. Seperti contohnya, di dalam Mesjid Arab „Ar-Rahman“ dapat kita terima ceramah dalam bahasa Jerman setiap hari Minggu setelah Zuhur. Dan bagi yang sedang berada di tengah kota Aachen, ketika menjelang berbuka, dapat mendatangi Mesjid Turki atau Mesjid Ar-Rahman yang menjamu para Jamaahnya dengan makanan Iftar setiap harinya.
Semangat para warga Muslim Indonesia di Aachen pun ga kalah hebatnya dari Mesjid Bilal dan Mesjid2 lainnya. Walaupun tidak bisa mengadakan acara buka Puasa setiap minggunya, Keluarga Islam Aachen (KIA) mencoba membawa suasana Ramadhan tanah air dengan acara buka Puasa, MaBIT dan sahur bersama. Karena selama ini acara2 KIA selalu disuguhi sajian lezat buatan para Ibu2, insyaallah untuk acara Ramadhan yang ini, saatnya Chefkoch bapak2 KIA untuk turun tangan memasak makanan Traditional Indonesia yang ga akan kalah sedapnya dengan buatan ibu2.
Alhamdulillah kita masih di awal Ramadhan, insyaallah masih ada waktu buat kita semua untuk dapat mengerjakan semua program yang sudah kita rencanakan untuk Ramadhan 1429 H ini, amin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment